Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Laman

Jumat, 20 Mei 2011

Personality Plus


Yang pertama, adalah golongan Sanguinis, “Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia tiba-tiba menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir “pendek” dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji, apalagi bikin planning dan rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya hal itu akan ia lakukan. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia pasti tak melakukan apapun juga, lupa.
Lain lagi dengan tipe kedua, golongan melankolis, “Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam (lebih banyak diam). Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankolis cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang telah ia pikirkan secara mendalam.
Orang melankolis selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang melankolis tak akan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri melankolis anda, sebab betul-betul ia tata dengan rapi sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba berubah.
Ketiga, manusia Koleris, “Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk dan perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa saja ia perintah melakukan sesuatu hal untuknya. Akibat sifatnya yang bossy seperti itu, membuat koleris tak punya banyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi “korban” karakternya yang suka “ngatur” dan tak mau kalah.
Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya kepribadian yang agak sombong dan merasa, “hanya sayalah yang bisa menyelesaikan segalanya”. Karena itu mereka memiliki “goal oriented”, sangat tegas, kuat, cepat dan tangkas dalam mengerjakan sesuatu.
Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris sangat mau dan berani menaiki tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “pastilah dilakukannya” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.
Hal ini berbeda sekali dengan jenis keempat, sang Plagmatis seseorang yang memiliki sifat “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak menyukai. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia rela sakit, asalkan masalahnya cepat selesai.
Kaum plagmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda melihat ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus-menerus, bisa jadi para pendengar yang berkerumun itu orang-orang plagmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.
Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para plagmatis ini. Ibarat seperti keledai, “kalau didorong malah ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi jika anda punya staf atau pegawai plagmatis, anda harus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya.




Cara mengenali personality plus seseorang :

* Klo sorot matanya sering berbinar dan tampak berkaca-kaca ceria, pupil matanya cenderung besar, maka dia sanguinis udara
* Klo sorot matanya tajam, dan berani bertatap pandangan lama, maka dia koleris api, sperti gambar di bawah ini.
* Klo dia banyak bicara dan tertawa, heboh, serta punya banyak guyonan, suka ngerjain orang, maka dia sanguinis udara
* Klo dia sering pake perkataan seperti “tergantung” atau apapun yg menunjukkan dia banyak banget yg dipertimbangkan, maka dia melankolis tanah
* Klo waktu ndengerin Anda bicara dia sering banget pake pose non verbal tangan ke wajah, maka dia melankolis tanah
* Klo dia sering bilang “minta maaf” atau semacamnya, maka dia melankolis tanah
* Klo ngomongnya pelan, lebih suka mendengarkan ketika ada di kerumuman, pendengar yg baik, maka dia adl phlegmatis air

Perhatikan sikap tubuhnya

* Klo waktu dia bicara seluruh wajah dan kebanyakan anggota tubuhnya ikut gerak utk memperkuat pesan, maka dia sanguinis udara
* Klo pada waktu duduk dia ndak bisa diam, maka dia sanguinis udara
* Klo pada waktu duduk sikapnya tegak, gayanya defensif dan/atau superior (i.e. tangan bersilang di depan dada, kedua tangan diletakkan di belakang tengkuk), maka dia koleris api
* Klo pada saat duduk sikap nonverbalnya tampak spt orang yg sedang mengevaluasi (i.e. tangan di dagu, tangan di pipi) maka dia melankolis bumi
* Klo pada saat duduk pinggangnya lebih dekat atau menyentuh alas duduk, maka dia phlegmatis air

Dari sini aja, Anda sudah bisa ngeliat bahwa yang paling gampang terlihat adl kaum sanguinis udara. Penampilan dan perilakunya memang sedemikian mencolok. Dari sini, berarti klo mau menemukan phlegmatis atau melankolis, maka cari aja mereka yg ndak begitu tampak mencolok.

Lihatnya sikap dia ke orang lain:

* Klo dia ndak sungkan utk nanya2 dan ngomongin rahasia orang lain, maka dia sanguinis udara
* Klo dia tiba-tiba aja mbetulin kerah baju Anda yg melenceng, ngambilin ballpoin orang lain yg jatuh meski agak jauh dari posisinya, maka dia koleris api
* Klo dia secara otomatis cenderung suka nyuruh2 orang, atau gigih banget membuat orang lain menerima pendapatnya, maka dia koleris api
* Klo dia sepertinya amat ndak keberatan utk beda pendapat hingga sampai berdebat alot dg orang lain, maka dia koleris api
* Klo dia begitu peka pada bagaimana orang lain memberi tanggapan, maka dia melankolis bumi
* Klo dia sampe bisa menangis atas cerita orang lain, maka dia melankolis bumi
* Klo dia nurut, hampir2 ndak bisa nolak, atau malah ndak bisa nolak request orang lain, maka dia phlegmatis air

Lihat caranya berpakaian:

* Klo pakaiannya relatif (paling) trendi, atau warnanya ngejreng bukan main, atau apapun yg mbikin dia tampak mudah dibedakan dg yg lain, maka dia tu sanguinis udara
* Klo dia sering minta baju, tas atau apapun yg dia miliki dikomentari ama teman2nya, maka dia tu sanguinis udara
* Klo model pakaian dan style-nya konservatif (i.e. bukan motif berani, kemeja dimasukkan baju, dst), maka dia melankolis

Perhatikan ketika dia sedang diminta mengambil keputusan

* Bila mikirnya lama, dan ketika ditanya dia memberikan buanyak sekali pertimbangan, maka dia adl melankolis bumi
* Bila mikirnya lama, dan tampak banget bahwa dia ternyata ndak sedang berpikir keras dan lebih suka klo dia nurut aja ama keputusan yg sudah ada, maka dia adl phlegmatis air
* Bila mikirnya cepat, dan itu karena dia tahu manakah alternatif yg paling atau lebih menyenangkan, maka dia adalah sanguinis udara

Klo yg berikut ini adalah melankolis. Dalam temparemen yg ekstrim, tipikal sorot matanya tampak seperti ini.

* dengan Sanguinis, maka ingat bahwa dia tu senang dipuji, ketika dia bercanda sebaiknya Anda tertawa. Anda boleh2 aja ngeledek dia, tapi berhati-hatilah untuk tidak mengkritik dia.
* dengan Koleris, maka ingat bhw dia suka banget ktk orang lain memberi pengakuan atau kagum akan segenap pencapaian dia. Biarkan aja dia banyak bicara dan bersikap dominan. Anda tak harus sepakat dg apa2 yg dia omongkan, tapi sebaiknya Anda (terlihat) mendengarkan dg baik apa yg dia sampaikan.
* dengan Melankolis, maka ingat2lah bhw dia tu ndak suka omongan mbulet atau basa basi berlebihan. Ngati-ngati klo ngguyoni dia. Perasaannya paling peka ketimbang yg lain. Ndak perlu juga mengkritik dia. Para melankolis biasanya sudah amat pintar mengkritisi dirinya.
* dengan Phlegmatis, Anda ndak punya terlalu banyak larangan. Phlegmatis adl kaum yg paling easy going dan enak diajak ngobrol.

Untuk hadapi setiap temparemen, kita perlu tahu dulu apa yang mereka butuhkan dan hindarkan, untuk kemudian bisa melakukan penyikapan yang bersesuaian. Anda bisa mengacu pada daftar berikut. Dan sebagai catatan, daftar yang berikut ini akan paling terlihat pada anak-anak atau remaja atau mereka yang mencapai ekstrimitas (ingat bahwa kita biasanya kombinasional)

Untuk Sanguinis, yang mereka butuhkan:

1. Perhatian
2. Dukungan
3. Kasih sayang
4. Penerimaan

Dan yang mereka hindari:

1. Tugas membosankan
2. Rutinitas
3. Kritik
4. Detail
5. Sasaran terlalu tinggi

Untuk Koleris, yg mereka butuhkan:

1. Penghargaan prestasi
2. Peluang memimpin
3. Partisipasi memutuskan
4. Sesuatu utk diatur

Lalu yang mereka hindarkan:

1. Istirahat
2. Kebosanan
3. Permainan yang tak mungkin dimenangkan

Untuk Melankolis, yang mereka harapkan:

1. Kepekaan keinginan
2. Kualitas prestasi
3. Ruang sendiri
4. Ketenangan stabilitas
5. Dukungan orang tua
6. atau singkatnya: Sensitivity – Support – Space – Silence

Yang mereka hindari:

1. Keributan
2. Kebisingan
3. Urusan2 sepele
4. Diolok-olok

Untuk phlegmatis, yang mereka butuhkan:

1. Relaksasi dan Santai
2. Perhatian
3. Pujian
4. Motivasi penuh kasih

Yang mereka hindari:

1. Konflik – Konfrontasi
2. Inisiatif
3. Keputusan
4. Kerja ekstra
5. Tanggung jawab

Senin, 02 Mei 2011

Atlantis hole


Atlantis, Atalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, "pulau Atlas") adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias.

Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar "di seberang pilar-pilar Herkules", dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra "hanya dalam waktu satu hari satu malam".

Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik. Meskipun fungsi cerita Atlantis terlihat jelas oleh kebanyakan ahli, mereka memperdebatkan apakah dan seberapa banyak catatan Plato diilhami oleh tradisi yang lebih tua. Beberapa ahli mengatakan bahwa Plato menggambarkan kejadian yang telah berlalu, seperti letusan Thera atau perang Troya, sementara lainnya menyatakan bahwa ia terinspirasi dari peristiwa kontemporer seperti hancurnya Helike tahun 373 SM atau gagalnya invasi Athena ke Sisilia tahun 415-413 SM.

Masyarakat sering membicarakan keberadaan Atlantis selama Era Klasik, namun umumnya tidak mempercayainya dan kadang-kadang menjadikannya bahan lelucon. Kisah Atlantis kurang diketahui pada Abad Pertengahan, namun, pada era modern, cerita mengenai Atlantis ditemukan kembali. Deskripsi Plato menginspirasikan karya-karya penulis zaman Renaissance, seperti "New Atlantis" karya Francis Bacon. Atlantis juga memengaruhi literatur modern, dari fiksi ilmiah hingga buku komik dan film. Namanya telah menjadi pameo untuk semua peradaban prasejarah yang maju (dan hilang).

1 Catatan Plato

Dua dialog Plato, Timaeus dan Critias, yang ditulis pada tahun 360 SM, berisi referensi pertama Atlantis. Plato tidak pernah menyelesaikan Critias karena alasan yang tidak diketahui; namun, ahli yang bernama Benjamin Jowett, dan beberapa ahli lain, berpendapat bahwa Plato awalnya merencanakan untuk membuat catatan ketiga yang berjudul Hermocrates. John V. Luce mengasumsikan bahwa Plato — setelah mendeskripsikan asal usul dunia dan manusia dalam Timaeus, dan juga komunitas sempurna Athena kuno dan keberhasilannya dalam mempertahankan diri dari serangan Atlantis dalam Critias — akan membahas strategi peradaban Helenik selama konflik mereka dengan bangsa barbar sebagai subyek diskusi dalam Hermocrates.

Empat tokoh yang muncul dalam kedua catatan tersebut adalah politikus Critias dan Hermocrates dan juga filsuf Socrates dan Timaeus, meskipun hanya Critias yang berbicara mengenai Atlantis. Walaupun semua tokoh tersebut merupakan tokoh bersejarah (hanya tiga tokoh pertama yang dibawa), catatan tersebut mungkin merupakan karya fiksi Plato. Dalam karya tertulisnya, Plato menggunakan dialog Socrates untuk mendiskusikan posisi yang saling berlawanan dalam hubungan prakiraan.
Terjemahan Latin Timaeus, dibuat pada abad pertengahan.
Timaeus dimulai dengan pembukaan, diikuti dengan catatan pembuatan dan struktur alam semesta dan peradaban kuno. Dalam bagian pembukaan, Socrates merenungkan mengenai komunitas yang sempurna, yang dideskripsikan dalam Republic karya Plato, dan berpikir apakah ia dan tamunya dapat mengingat sebuah cerita yang mencontohkan peradaban seperti itu.

Pada buku Timaeus, Plato berkisah:
“ Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena, namun di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir, tidak sampai sehari semalam, tenggelam sama sekali di dasar laut, negara besar yang melampaui peradaban tinggi, lenyap dalam semalam. ”

Critias menyebut kisah yang diduga sejarah yang akan memberikan contoh sempurna, dan diikuti dengan deskripsi Atlantis. Dalam catatannya, Athena kuno mewakili "komunitas sempurna" dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna sangat antitesis yang dideskripsikan dalam Republic. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena kuno dan Atlantis berhaluan dari kunjungan ke Mesir oleh penyair Athena, Solon pada abad ke-6 SM. Di Mesir, Solon bertemu pendeta dari Sais, yang menerjemahkan sejarah Athena kuno dan Atlantis, dicatat pada papiri di heroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Menurut Plutarch, Solon bertemu dengan "Psenophis Heliopolis, dan Sonchis Saite, yang paling dipelajari dari semua pendeta" (Kehidupan Solon). Karena jarak 500 tahun lebih antara Plutarch dan peristiwa yang bersifat sebagai alasan atau dalih, dan karena informasi ini tidak ada pada Timaeus dan Critias, identifikasi ini dipertanyakan.

Menurut Critias, dewa Helenik membagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memiliki; Poseidon mewarisi wilayah pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyebrang samudra. Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 kilometer, kebanyakan terdiri dari pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, dan melinkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan "terbentang dalam satu arah tiga ribu stadia (sekitar 600 km), tetapi di tengah sekitar dua ribu stadia (400 km).

Wanita asli Atlantis bernama Cleito (putri dari Evenor dan Leucippe) tinggal disini. Poseidon jatuh cinta padanya, lalu memperistri gadis muda itu dan melahirkan lima pasang anak laki-laki kembar. Poseidon membagi pulau menjadi 10 wilayah yang masing-masing diserahkan pada 10 anak. Anak tertua, Atlas, menjadi raja atas pulau itu dan samudra disekitarnya (disebut Samudra Atlantik untuk menghormati Atlas). Nama "Atlantis" juga berasal dari namanya, yang berarti "Pulau Atlas".

Poseidon mengukir gunung tempat kekasihnya tinggal menjadi istana dan menutupnya dengan tiga parit bundar yang lebarnya meningkat, bervariasi dari satu sampai tiga stadia dan terpisah oleh cincin tanah yang besarnya sebanding. Bangsa Atlantis lalu membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut, dan di samping jembatan, dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit. Setiap jalan masuk ke kota dijaga oleh gerbang dan menara, dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih dan hitam yang berasal dari parit, dan dilapisi oleh kuningan, timah dan orichalcum (perunggu atau kuningan).

Menurut Critias, 9.000 tahun sebelum kelahirannya, perang terjadi antara bangsa yang berada di luar Pilar-pilar Herkules (umumnya diduga Selat Gibraltar), dengan bangsa yang tinggal di dalam Pilar. Bangsa Atlantis menaklukan Libya sampai sejauh Mesir dan benua Eropa sampai sejauh Tirenia, dan menjadikan penduduknya budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis, dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis, dan hanya dalam satu hari satu malam, pulau Atlantis tenggelam dan menghilang.
[sunting] Catatan kuno lainnya

Selain Timaeus dan Critias, tidak terdapat catatan kuno mengenai Atlantis, yang berarti setiap catatan mengenai Atlantis lainnya berdasarkan dari catatan Plato.

Banyak filsuf kuno menganggap Atlantis sebagai kisah fiksi, termasuk (menurut Strabo) Aristoteles. Namun, terdapat filsuf, ahli geografi dan sejarawan yang percaya akan keberadaan Atlantis.Filsuf Crantor, murid dari murid Plato, Xenocrates, mencoba menemukan bukti keberadaan Atlantis. Karyanya, komentar mengenai Timaeus, hilang, tetapi sejarawan kuno lainnya, Proclus, melaporkan bahwa Crantor berkelana ke Mesir dan menemukan kolom dengan sejarah Atlantis tertulis dalam huruf heroglif Plato tidak pernah menyebut kolom tersebut. Menurut filsuf Yunani, Solon melihat kisah Atlantis dalam sumber yang berbeda yang dapat "diambil untuk diberikan"

Bagian lain dari komentar abad ke-5 Proclus mengenai Timaeus memberi deskripsi geografi Atlantis. Menurut mereka, terdapat tujuh pulau di laut tersebut pada saat itu, tanah suci untuk Persephone, dan juga tiga lainnya dengan besar yang sangat besar, salah satunya tanah suci untuk Pluto, lainnya untuk Ammon, dan terakhir di antaranya untuk Poseidon, dengan luas ribuan stadia. Penduduknya—mereka menambah—memelihara ingatan dari nenek moyang mereka mengenai pulau besar Atlantis yang pernah ada dan telah berkuasa terhadap semua pulau di laut Atlantik dan suci untuk Poseidon. Kini, hal tersebut telah ditulis Marcellus dalam Aethiopica".[8] Marcellus masih belum diidentifikasi.

Sejarawan dan filsuf kuno lainnya yang mempercayai keberadaan Atlantis adalah Strabo dan Posidonius.

Catatan Plato mengenai Atlantis juga telah menginspirasi beberapa imitasi parodik: hanya beberapa dekade setelah Timaeus dan Critias, sejarawan Theopompus dari Chios menulis mengenai wilayah yang disebut Meropis. Deskripsi wilayah ini ada pada Buku 8 Philippica, yang berisi dialog antara Raja Midas dan Silenus, teman dari Dionysus. Silenus mendeskripsikan Bangsa Meropid, ras manusia yang tumbuh dua kali dari ukuran tubuh biasa, dan menghuni dua kota di pulau Meropis (Cos?): Eusebes (Εὐσεβής, "kota Pious") dan Machimos (Μάχιμος, "kota-Pertempuran"). Ia juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata sebanyak sepuluh juta tentara menyebrangi samudra untuk menaklukan Hyperborea, tetapi meninggalkan proposal ini ketika mereka menyadari bahwa bangsa Hyperborea adalah bangsa terberuntung di dunia. Heinz-Günther Nesselrath menyatakan bahwa cerita Silenus merupakan jiplakan dari kisah Atlantis, untuk alasan membongkar ide Plato untuk mengejek.

Zoticus, seorang filsuf Neoplatonis pada abad ke-3, menulis puisi berdasarkan catatan Plato mengenai Atlantis.

Sejarawan abad ke-4, Ammianus Marcellinus, berdasarkan karya Timagenes (sejarawan abad ke-1 SM) yang hilang, menulis bahwa Druid dari Galia mengatakan bahwa sebagian penduduk Galia bermigrasi dari kepulauan yang jauh. Catatan Ammianus dianggap oleh sebagian orang sebagai klaim bahwa ketika Atlantis tenggelam, penduduknya mengungsi ke Eropa Barat; tetapi Ammianus mengatakan bahwa “Drasidae (Druid) menyebut kembali bahwa sebagian dari penduduk merupakan penduduk asli, tetapi lainnya juga bermigrasi dari kepulauan dan wilayah melewati Rhine" (Res Gestae 15.9), tanda bahwa imigran datang ke Galia dari utara dan timur, tidak dari Samudra Atlantik.
Risalah Ibrani mengenai perhitungan astronomi pada tahun 1378/79, yang merupakan parafrase karya Islam awal yang tidak diketahui, menyinggung mitologi Atlantis dalam diskusi mengenai penentuan titik nol kalkulasi garis bujur.
[sunting] Catatan modern
Peta menunjukan wilayah kekuasaan Kekaisaran Atlantis. Peta dibuat oleh Ignatius L. Donnelly.

Novel Francis Bacon tahun 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan.

Novel Isaac Newton tahun 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi dengan Atlantis.

Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, beberapa sarjana Mesoamerika, dimulai dari Charles Etienne Brasseur de Bourbourg, dan termasuk Edward Herbert Thompson dan Augustus Le Plongeon, menyatakan bahwa Atlantis berhubungan dengan peradaban Maya dan Aztek.
Ignatius L. Donnelly.

Pada tahun 1882, Ignatius L. Donnelly mempublikasikan Atlantis: the Antediluvian World. Karyanya menarik minat banyak orang terhadap Atlantis. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.

Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita "benua hilang" lainnya, seperti Mu dan Lemuria. Helena Blavatsky, "Nenek Pergerakan Era Baru", menulis dalam The Secret Doctrine (Doktrin Rahasia), bahwa bangsa Atlantis adalah pahlawan budaya (kontras pada Plato yang mendeskripsikan mereka sebagai masalah militer), dan "Akar Ras" ke-4, yang diteruskan oleh "Ras Arya". Rudolf Steiner menulis evolusi budaya Mu atau Atlantis. Edgar Cayce, pertama kali menyebut Atlantis tahun 1923,dan nantinya menjelaskan bahwa lokasi Atlantis berada di Karibia, dan menyatakan bahwa Atlantis adalah peradaban berevolusi tinggi kuno, kini telah tenggelam, yang memiliki kapal dan pesawat tempur menggunakan energi dalam bentuk kristal energi misterius. Ia juga memprediksi bahwa sebagian dari Atlantis akan naik ke permukaan tahun 1968 atau 1969. Jalan Bimini, yang ditemukan oleh Dr.J Manson Valentine, merupakan formasi batu tenggelam yang terlihat seperti jalan di sebelah utara Kepulauan Bimini Utara. Jalan ini ditemukan pada tahun 1968 dan diklaim sebagai bukti peradaban yang hilang dan kini masih diteliti.

Telah diklaim bahwa sebelum era Eratosthenes tahun 250 SM, penulis Yunani menyatakan bahwa lokasi Pilar-pilar Herkules berada di Selat Sisilia, namun tidak terdapat bukti yang cukup untuk membuktikan hal tersebut. Menurut Herodotus (circa 430 SM), ekspedisi Finisi telah berlayar mengitari Afrika atas perintah firaun Necho, berlayar ke selatan Laut Merah dan Samudera Hindia dan bagian utara di Atlantik, memasuki kembali Laut Tengah melalui Pilar Hercules. Deskripsinya di Afrika barat laut menjelaskan bahwa ia melokasikan Pilar Hercules dengan tepat di tempat pilar Hercules berada saat ini. Kepercayaan bahwa pilar Hercules yang telah diletakan di Selat Sisilia menurut Eratosthenes, telah dikutip dalam beberapa teori Atlantis.
Edgar Cayce.
[sunting] Ide Nasionalis

Konsep Atlantis menarik perhatian teoris Nazi. Pada tahun 1938, Heinrich Himmler mengorganisir pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt Against the Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super (Übermensch) Hyperborea—Nordik yang berasal dari Kutub Utara (lihat Thule). Alfred Rosenberg (The Myth of the Twentieth Century, 1930) juga berbicara mengenai kepala ras "Nordik-Atlantis" atau "Arya-Nordik".
[sunting] Hipotesa terkini

Dengan teori continental drift secara luas diterima selama tahun 1960-an, kebanyakan teori "Benua Hilang" Atlantis mulai menyusut popularitasnya. Beberapa teoris terkini mengusulkan bahwa elemen cerita Plato berasal dari mitologi awal.
[sunting] Hipotesa lokasi
Citra satelit Santorini dari udara. Tempat ini merupakan salah satu dari banyak tempat yang diduga sebagai lokasi Atlantis.

Sejak Donnelly, terdapat lusinan - bahkan ratusan - usulan lokasi Atlantis. Beberapa hipotesis merupakan hipotesis arkeologi atau ilmiah, sementara lainnya berdasarkan fisika atau lainnya. Banyak tempat usulan yang memiliki kemiripan karakteristik dengan kisah Atlantis (air, bencana besar, periode waktu yang relevan), tetapi tidak ada yang berhasil dibuktikan sebagai kisah sejarah Atlantis yang sesungguhnya.

Kebanyakan lokasi yang diusulkan berada atau di sekitar Laut Tengah. Pulau seperti Sardinia, Kreta dan Santorini, Sisilia, Siprus dan Malta; kota seperti Troya, Tartessos, dan Tantalus (di provinsi Manisa), Turki; dan Israel-Sinai atau Kanaan. Letusan Thera besar pada abad ke-17 atau ke-16 SM menyebabkan tsunami besar yang diduga para ahli menghancurkan peradaban Minoa di sekitar pulau Kreta yang semakin meningkatkan kepercayaan bahwa bencana ini mungkin merupakan bencana yang menghancurkan Atlantis.Terdapat wilayah di Laut Hitam yang diusulkan sebagai lokasi Atlantis: Bosporus dan Ancomah (tempat legendaris di dekat Trabzon). Sekitar Laut Azov diusulkan sebagai lokasi lainnya tahun 2003.A. G. Galanopoulos menyatakan bahwa skala waktu telah berubah akibat kesalahan penerjemahan, kemungkinan kesalahan penerjemahan bahasa Mesir ke Yunani; kesalahan yang sama akan mengurangi besar Kerajaan Atlantis Plato menjadi sebesar pulau Kreta, yang meninggalkan kota dengan ukuran kawah Thera. 900 tahun sebelum Solon merupakan abad ke-15 SM.

Beberapa hipotesis menyatakan Atlantis berada pada pulau yang telah tenggelam di Eropa Utara, termasuk Swedia (oleh Olof Rudbeck di Atland, 1672–1702), atau di Laut Utara. Beberapa telah mengusulkan Al-Andalus atau Irlandia sebagai lokasi.Kepulauan Canary juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, sebelah barat selat Gibraltar tetapi dekat dengan Laut Tengah. Berbagai kepulauan di Atlantik juga dinyatakan sebagai lokasi yang mungkin, terutama Kepulauan Azores. Pulau Spartel yang telah tenggelam di selat Gibraltar juga telah diusulkan.

Antarktika, Indonesia, dibawah Segitiga Bermuda,dan Laut Karibia telah diusulkan sebagai lokasi Atlantis. Kisah benua "Kumari Kandam" yang hilang di India telah menginspirasi beberapa orang untuk menggambarkannya secara paralel dengan Atlantis. Menurut Ignatius L. Donnelly dalam bukunya, Atlantis: The Antediluvian World, terdapat hubungan antara Atlantis dan Aztlan (tempat tinggal nenek moyang suku Aztek). Ia mengklaim bahwa suku Aztek menunjuk ke timur Karibia sebagai bekas lokasi Aztlan.

ATLANTIS ADALAH INDONESIA??

“Atlantis The Lost Continents Finally Found”. Dimana ditemukannya ? Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia (?!). Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari yang Kuasa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.

Pencarian dilakukan di Samudera Atlantik, Laut Tengah, Karibia, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah negeri dongeng semata. Profesor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah. Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia, katanya..

Prof. Santos mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini. Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Comparative Mythology. Buku Santos sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ seminggu yang lalu ternyata habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visitors. Ini adalah iklan gratis untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar, yang tidak memerlukan dana 1 sen pun dari Pemerintah RI.

Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?

Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.


Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.


Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.

Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.


Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.


Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.


Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.

Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.

Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.


Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.



Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.

Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.
Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.

Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.

Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.

Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.

Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.

Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.

Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.

Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.

Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.

Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun. Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.

Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang dipergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya. Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia ? Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi sangat terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia ini ?

Coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan : penduduk cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah Indonesia sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti kalau tidak mau berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara terang-terangan sekarang ini.

Krakatau (Krakatoa) sebuah sejarah




Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Selat Sunda

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

Gunung Krakatau Purba

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik.

Catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa yang diperkirakan berasal dari tahun 416 Masehi. Isinya antara lain menyatakan:
“ Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera ”

Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang dalam teks tersebut disebut Gunung Batuwara. Menurut buku Pustaka Raja Parwa tersebut, tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.

Akibat ledakan yang hebat itu, tiga perempat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Pulau Sertung, dalam catatan lain disebut sebagai Pulau Rakata, Pulau Rakata Kecil dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini disinyalir bertanggung- jawab atas terjadinya abad kegelapan di muka bumi. Penyakit sampar bubonic terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.

Letusan ini juga dianggap turut andil atas berakhirnya masa kejayaan Persia purba, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Byzantium, berakhirnya peradaban Arabia Selatan, punahnya kota besar Maya, Tikal dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.
[sunting] Munculnya Gunung Krakatau
Perkembangan Gunung Krakatau

Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata) yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.

Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.
[sunting] Erupsi 1883
Sebuah litografi yang dibuat pada tahun 1888 yang menggambarkan Gunung Krakatau pada kejadian Erupsi 1883.

Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Anak Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.
[sunting] Anak Krakatau
Anak Krakatau, dua tahun sejak awal terbentuknya. Foto diambil 12 atau 13 Mei 1929, koleksi Tropenmuseum.

Mulai pada tahun 1927 atau kurang lebih 40 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau, muncul gunung api yang dikenal sebagai Anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya. Kecepatan pertumbuhan tingginya sekitar 20 inci per bulan. Setiap tahun ia menjadi lebih tinggi sekitar 20 kaki dan lebih lebar 40 kaki. Catatan lain menyebutkan penambahan tinggi sekitar 4 cm per tahun dan jika dihitung, maka dalam waktu 25 tahun penambahan tinggi anak Rakata mencapai 7.500 inci atau 500 kaki lebih tinggi dari 25 tahun sebelumnya. Penyebab tingginya gunung itu disebabkan oleh material yang keluar dari perut gunung baru itu. Saat ini ketinggian Anak Krakatau mencapai sekitar 230 meter di atas permukaan laut, sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 meter dari permukaan laut.

Menurut Simon Winchester, sekalipun apa yang terjadi dalam kehidupan Krakatau yang dulu sangat menakutkan, realita-realita geologi, seismik serta tektonik di Jawa dan Sumatera yang aneh akan memastikan bahwa apa yang dulu terjadi pada suatu ketika akan terjadi kembali. Tak ada yang tahu pasti kapan Anak Krakatau akan meletus. Beberapa ahli geologi memprediksi letusan ini akan terjadi antara 2015-2083. Namun pengaruh dari gempa di dasar Samudera Hindia pada 26 Desember 2004 juga tidak bisa diabaikan.
Anak Krakatau, Februari 2008

Menurut Profesor Ueda Nakayama salah seorang ahli gunung api berkebangsaan Jepang, Anak Krakatau masih relatif aman meski aktif dan sering ada letusan kecil, hanya ada saat-saat tertentu para turis dilarang mendekati kawasan ini karena bahaya lava pijar yang dimuntahkan gunung api ini. Para pakar lain menyatakan tidak ada teori yang masuk akal tentang Anak Krakatau yang akan kembali meletus. Kalaupun ada minimal 3 abad lagi atau sesudah 2325 M. Namun yang jelas, angka korban yang ditimbulkan lebih dahsyat dari letusan sebelumnya. Anak Krakatau saat ini secara umum oleh masyarakat lebih dikenal dengan sebutan "Gunung Krakatau" juga, meskipun sesungguhnya adalah gunung baru yang tumbuh pasca letusan sebelumnya.

Sabtu, 26 Desember 2009

misteri segitiga bermuda

Misteri Segitiga Bermuda .
Segitiga Bermuda (bahasa
Inggris: Bermuda
Triangle), terkadang
disebut juga Segitiga
Setan adalah sebuah
wilayah lautan di Samudra
Atlantik seluas 1,5 juta
mil2 atau 4 juta km2 yang
membentuk garis segitiga
antara Bermuda, wilayah
teritorial Britania Raya
sebagai titik di sebelah
utara, Puerto Riko,
teritorial Amerika Serikat
sebagai titik di sebelah
selatan dan Miami, negara
bagian Florida, Amerika
Serikat sebagai titik di
sebelah barat.
Segitiga bermuda sangat
misterius. Sering ada isu
paranormal di daerah
tersebut yang
menyatakan alasan dari
peristiwa hilangnya kapal
yang melintas. Ada pula
yang mengatakan bahwa
sudah menjadi gejala
alam bahwa tidak boleh
melintasi wilayah tersebut.
Bahkan ada pula yang
mengatakan bahwa itu
semua akibat ulah
makhluk luar angkasa.
Sejarah awal .
Pada masa pelayaran
Christopher Colombus,
ketika melintasi area
segitiga Bermuda, salah
satu awak kapalnya
mengatakan melihat
"cahaya aneh berkemilau
di cakrawala". Beberapa
orang mengatakan telah
mengamati sesuatu
seperti meteor. Dalam
catatannya ia menulis
bahwa peralatan navigasi
tidak berfungsi dengan
baik selama berada di
area.
Berbagai peristiwa
kehilangan di area tersebut
pertama kali
didokumentasikan pada
tahun 1951 oleh E.V.W.
Jones dari majalah
Associated Press. Jones
menulis artikel mengenai
peristiwa kehilangan
misterius yang menimpa
kapal terbang dan laut di
area tersebut dan
menyebutnya 'Segitiga
Setan'. Hal tersebut diungit
kembali pada tahun
berikutnya oleh Fate
Magazine dengan artikel
yang dibuat George X.
Tahun 1964, Vincent
Geddis menyebut area
tersebut sebagai 'Segitiga
Bermuda yang
mematikan' , setelah istilah
'Segitiga Bermuda'
menjadi istilah yang biasa
disebut.
Penjelasan yang
meragukan .
Tanggapan beberapa
orang .
Perusahaan asuransi laut
Lloyd's of London
menyatakan bahwa
segitiga bermuda
bukanlah lautan yang
berbahaya dan sama
seperti lautan biasa di
seluruh dunia, asalkan
tidak membawa angkutan
melebihi ketentuan ketika
melalui wilayah tersebut.
Penjaga pantai
mengkonfirmasi
keputusan tersebut.
Penjelasan tersebut
dianggap masuk akal,
ditambah dengan
sejumlah pengamatan
dan penyelidikan kasus.
Gas Methana .
Penjelasan lain dari
beberapa peristiwa
lenyapnya pesawat
terbang dan kapal laut
secara misterius adalah
adanya gas methana di
wilayah perairan tersebut.
Teori ini dipublikasikan
untuk pertama kali tahun
1981 oleh Badan
Penyelidikan Geologi
Amerika Serikat. Teori ini
berhasil diuji coba di
laboratorium dan hasilnya
memuaskan beberapa
orang tentang penjelasan
yang masuk akal seputar
misteri lenyapnya
pesawat-pesawat dan
kapal laut yang melintas di
wilayah tersebut.
Penjelasan lain .
Ada yang mengatakan
Segitiga Bermuda
disebabkan karena tempat
tersebut merupakan
pangkalan UFO
sekelompok mahkluk luar
angkasa/alien yang tidak
mau diusik oleh
manusia,sehingga
kendaraan apapun yang
melewati teritorial tersebut
akan terhisap dan diculik.
Ada yang mengatakan
bahwa penyebabnya
dikarenakan oleh adanya
sumber magnet terbesar
di bumi yang tertanam di
bawah Segitiga
Bermuda,sehingga logam
berton-tonpun dapat
tertarik ke dalam. Dan
bahkan ada yang
mengatakan Segitiga
Bermuda merupakan
pusat bertemunya antara
arus air dingin dengan
arus air panas,sehingga
akan mengakibatkan
pusaran air yang besar/
dasyat.
Meskipun beberapa teori
dilontarkan, namun tidak
ada yang memuaskan
sebab munculnya
tambahan seperti benda
asing bersinar yang
mengelilingi pesawat
sebelum kontak dengan
menara pengawas
terputus dan pesawat
lenyap.
Peristiwa-peristiwa
terkenal .
Penerbangan 19
Salah satu kisah yang
terkenal dan bertahan
lama dalam banyaknya
kasus misterius mengenai
hilangnya pesawat-
pesawat dan kapal-kapal
yang melintas di segitiga
bermuda adalah
Penerbangan 19.
Penerbangan 19
merupakan kesatuan
angkatan udara dari lima
pesawat pembom
angkatan laut Amerika
Serikat.
Penerbangan itu terakhir
kali terlihat saat lepas
landas di Fort Lauderdale,
Florida pada tanggal 5
Desember 1945. Pesawat-
pesawat pada
Penerbangan 19 dibuat
secara sistematis oleh
orang-orang yang ahli
penerbangan dan kelautan
untuk mengahadapi
situasi buruk, namun tiba-
tiba dengan mudah
menghilang setelah
mengirimkan laporan
mengenai gejala
pandangan yang aneh,
dianggap tidak masuk
akal.
Karena pesawat-pesawat
pada Penerbangan 19
dirancang untuk dapat
mengapung di lautan
dalam waktu yang lama,
maka penyebab hilangnya
dianggap karena
penerbangan tersebut
masih mengapung-apung
di lautan menunggu laut
yang tenang dan langit
yang cerah.
Setelah itu, dikirimkan
regu penyelamat untuk
menjemput penerbangan
tersebut, namun tidak
hanya pesawat
Penerbangan 19 yang
belum ditemukan, regu
penyelamat juga ikut
lenyap. Karena kecelakaan
dalam angkatan laut ini
misterius, maka dianggap
"penyebab dan alasannya
tidak diketahui".
Kronologi dari beberapa
peristiwa terkenal .
1840: HMS Rosalie
1872: The Mary Celeste,
salah satu misteri terbesar
lenyapnya beberapa kapal
di segitiga bermuda
1909: The Spray
1917: SS Timandra
1918: USS Cyclops (AC-4)
lenyap di laut berbadai,
namun sebelum
berangkat menara
pengawas mengatakan
bahwa lautan tenang
sekali, tidak mungkin
terjadi badai, sangat baik
untuk pelayaran
1926: SS Suduffco hilang
dalam cuaca buruk
1938: HMS Anglo
Australian menghilang.
Padahal laporan
mengatakan cuaca hari itu
sangat tenang
1945: Penerbangan 19
menghilang
1952: Pesawat British York
transport lenyap dengan
33 penumpang
1962: US Air Force KB-50,
sebuah kapal tanker,
lenyap
1970: Kapal barang
Perancis, Milton Latrides
lenyap; berlayar dari New
Orleans menuju Cape
Town.
1972: Kapal Jerman, Anita
(20.000 ton), menghilang
dengan 32 kru
1976: SS Sylvia L. Ossa
lenyap dalam laut 140 mil
sebelah barat Bermuda.
1978: Douglas DC-3
Argosy Airlines Flight 902,
menghilang setelah lepas
landas dan kontak radio
terputus
1980: SS Poet; berlayar
menuju Mesir, lenyap
dalam badai
1995: Kapal Jamanic K
(dibuat tahun 1943)
dilaporkan menghilang
setelah melalui Cap Haitien
1997: Para pelayar
menghilang dari kapal
pesiar Jerman
1999: Freighter Genesis
hilang setelah berlayar dari
Port of Spain menuju St
Vincent.
Penjelasan Dari Para Ahli .
Sebenarnya tempat
misteri ini tak benar bila
dikatakan segitiga, sebab
batas-batas dari petunjuk
kapal-kapal atau pesawat
terbang yang hilang lebih
dari bentuk segitiga itu.
Segitiga itupun hanya
merupakan imajinasi saja.
Bila kita ambil peta, kita
buka di bagian Amerika
Tengah, di sana terdapat
banyak kepulauan Hindia
Barat. Untuk mengetahui
bagaimana bentuk dari
Segitiga Bermuda itu, kita
tarik garis dari kota Miami
ke kota San Juan di Puerto
Rico; dari San Juan ke
pulau Bermuda; dan
kembali ke Miami di
daerah Florida, Amerika.
Meskipun sebenarnya
misteri Segitiga Bermuda
ini "milik" orang Amerika,
tak apalah kita turut
memperbincangkannya.
Sebenarnya tempat
semacam ini ada pula di
tempat lain, juga di
Amerika, yaitu di sebuah
danau
yang bernama Ontario,
bahkan lebih
"mengerikan" dari Segitiga
Bermuda.
Dari berbagai kesimpulan,
jarum kompas dan
peralatan pesawat yang
akan hilang selalu
mendapat gangguan dan
mereka seperti tak melihat
air dan dari gejalan ini
disimpulkan, di dasar laut
sana tentu terdapat
sebuah medan magnetik
yang kuat sekali, yang
sanggup mengganggu
kompas atau menarik
kapal itu sampai ke dasar
laut yang dalam.
Tak cukup bila saya
menguraikan seluruh
peristiwa, dan itu juga tak
menjurus pada masalah
penyelesaian. Tetapi
mengenai peristiwa
bentuk gaib di Segitiga
bermuda ini dapat
dikemukakan dan
mungkin teori-teori yang
banyak mengenai Segitiga
Bermuda. Mungkin di
udara terdapat semacam
gangguan atmosfir yang
berupa "lubang di langit".
Ke lubang itulah pesawat
terbang masuk tanpa
sanggup untuk keluar lagi.
Dari misteri "Lubang di
Langit" ini membentuk
sebuah teori tentang
adanya semacam
perhubungan antara dunia
dengan dimensi lain.
lubang di Langit itu
dianggap semacam alat
transportasi seperti
tampak di film Star Trek.
Ataukah bentuk Lubang di
Langit itu UFO? Orang
sering menghubungkan
hilangnya pesawat kita
dengan munculnya UFO.
Lantas, apakah hilangnya
mereka itu karena diculik
oleh UFO? Malah hasilnya
hanya mendapat
pertanyaan tanpa
jawaban.
Ada tempat di Segitiga
Bermuda yang disebut
Tongue of the Ocean atau
"Lidah Lautan". Lidah
Lautan mempunyai
jurang bawah laut
(canyon) Bahama. Ada
beberapa peristiwa
kecelakaan di sana. Tidak
banyak yang belum
diketahui tentang Segitiga
Bermuda, sehingga orang
menghubungkan misteri
Segitiga Bermuda ini
dengan misteri lainnya.
Misalnya saja misteri Naga
Laut yang pernah muncul
di Tanjung Ann,
Massachussets AS, pada
bulan Agustus 1917.
Mungkinkah naga laut ini
banyak meminta korban
itu? Ataukah arus
Cromwell di Lautan Pasifik
yang menyebabkan
adanya gelombang lautan
disitu atau angin topan,
gempa bumi di dasar
lautan? Tak ada orang
yang tahu.
Konon di sekitar
kepulauan Bahama
terdapat blue hole, yaitu
semacam gua lautan.
Dulu gua ini memang
sungguh ada, tetapi
setelah jaman es berlalu,
gua ini terendam. Arus
didalamnya sangat kuat
dan sering membuat
pusaran yang berdaya
hisap. banyak kapal-kapal
kecil atau manusia yang
terhisap ke dalam blue
hole itu tanpa daya, dan
anehnya kapal-kapal kecil
yang terhisap itu akan
muncul kembali ke
permukaan laut selang
beberapa lama. Tapi yang
menimbulkan pertanyaan
ialah: Mungkinkah Blue
Hole ini sanggup menelan
kapal raksasa ke dasar
lautan?
Misteri lain yang masih
belum terungkap adalah
misteri Makhluk Laut
Sargasso, yang bukan
semata-mata khayalan. Di
Lautan Sargasso itu
banyak kapal yang tak
pernah sampai ke
tujuannya dan terkubur di
dasar laut itu. Di sana
terhimpun kapal-kapal dari
berbagai jaman, harta
karun, mayat tulang
belulang manusia. Luas
Laut Misteri Sargasso ini
3650 km untuk panjang
dan lebarnya 1825 km,
dan di sekelilingnya
mengalir arus yang kuat
sekali, sehingga
membentuk pusaran
yang sangat luas yang
berputar perlahan-lahan
searah jarum jam.
Didasar lautnya terdapat
pegunungan yang banyak
dan mempunyai tebing
dan ngarai yang terjal.
Segitiga Bermuda
memang menarik,
sekaligus menakutkan.
Konon perairan Karibia
merupakan tempat yang
banyak menyimpan
keanehan-keanehan,
seperti cahaya-cahaya
yang tak jelas asalnya,
bayangan-bayangan yang
menakutkan, yang keluar
masuk permukaan laut,
bentuknya tak jelas tapi
lebih besar dari ikan paus.
Bentuknya seperti ubur-
ubur raksasa dengan
warna kulit keputihan dan
pernah dilihat oleh dua
orang (jadi bukan
halusinasi).
"Ubur-ubur raksasa" itu
seperti mampu
mengganggu jarum
kompas dan menyerap
energi fisik. Mungkin
"ubur-ubur raksasa" itu
bukan binatang,
melainkan pangkalan UFO
yang dapat keluar masuk
dari dalam laut. Keanehan
lain di dekat pulau Puerto
Rico, tampak suatu
pancaran air raksasa yang
membentuk cendawan
atau kembang kol. Laut di
tempat itu mempunyai
kedalaman sampai 10 km.
Kejadian ini sempat dilihat
oleh awak pesawat Boeing
707 pada tanggal 11 April
1963. Menurut mereka
cendawan air itu
mempunyai garis tengah
selebar 900-1800 meter
dengan ketinggian
separuhnya. Mungkin itu
hanya percobaan nuklir
dari negara Amerika atau
lainnya? Tapi pihak
Amerika tidak
membenarkannnya,
sebab tak mungkin
mencoba bom di jalur
penerbangan. Mungkin
ledakan itu berasal dari
kapal selam nuklir
Thresher yang hilang
sehari sebelumnya, tapi
lokasi hilangnya kapal
selam itu ribuan km dari
sana.
Ada sebuah tempat di
perairan Boca Raton, yang
di sana terdapat sebuah
pipa bergaris tengah 20
cm. Jelas bukan milik
Amerika (untuk lebih
lanjut: Orang Bumi).
Peristiwa ini dilihat oleh
suami istri Lloyd
Wingfields. Mereka
melihat sebuah tiang asap
disana, dan ketika didekati
oleh mereka, tampak
sebuah pipa yang muncul
dari dasar laut yang
merupakan sumber
keluarnya asap itu. Asap
itu sendiri tak
mengeluarkan bau dan
berwarna kekuning-
kuningan. Mungkinkah
pipa itu tertancap dari
sumber api di dasar laut?
Pangkalan UFO di dasar
lautkah yang
menyebabkannya?
Lagipula kedalaman laut
itu cukup dalam, sehingga
mereka tak berani
menyelam untuk melihat
lebih lanjut, juga mereka
melihat (sesudahnya)
sebuah helikopter yang
mengalami kerusakan
mesin dan berusaha
mendarat darurat di laut.
Melihat kenyataan-
kenyataan yang ada dan
bukti yang dpat
dipertahankan itu,
timbullah berbagai
macam bentuk teori yang
mungkin berbeda satu
sama lain. Teori-teori
yang pernah dikemukakan
untuk membuka misteri
hilangnya kapal itu, antara
lain:
1. Adanya bahaya alam/
gempa yang dapat
menarik kapal tersedot.
2. Adanya bermacam-
macam arus yang
berkumpul di daerah
Segitiga Bermuda itu,
sehingga mungkin saja
arus bawah tiba-tiba
berubah ke permukaan
dan menyebabkan
pusaran air.
3. Ditemukan Blue Hole,
tapi masih diragukan,
karena kapal yang besar
seperti tanker/kapal induk
tak mungkin mampu
disedot oleh Blue Hole.
4. Terjadi gempa yang
menyebabkan tanah retak
besar dan air membentuk
pusaran dan menyedot
kedalamnya.
5. Adanya puting beliung
atau pusaran angin yang
dapat menyebabkan
hancurnya sebuah
pesawat terbang karena
dihempaskan.
Ulasan lain, di daerah
Kutub Selatan ada sebuah
lubang besar yang
menghubungkan dunia
luar dengan dunia lain
(entah benar atau tidak).
Pernah ada orang
bernama Admiral Bryd,
melihat dari kapal terbang
ke Barat di kutub selatan
sebelah darat menghijau
dengan danau yang tak
membeku dan binatang
liar mirip bison dan
melihat seperti manusia-
manusia purba. Sebagai
ilmuwan Bryd
melaporkan pristiwa itu,
tapi tak ada yang
mempercayainya.
Pernahkah anda
mendengar kisah alien
abduction yang dialami
oleh Herbert Schirmer
yang mempunyai
pangkalan di lepas pantai
Florida (Segitiga Bermuda)
dan salah satu kutub
bumi? Mungkin tempat itu
merupakan pangkalan
UFO yang bertujuan
kurang baik?
Kitapun mempunyai hal
yang sama seperti
Segitiga Bermuda, yaitu
kisah misteri Nyai Roro
Kidul, sayangnya hal itu
tak pernah diselidiki secara
ilmiah. Apakah di sana
juga terdapat pangkalan
UFO? Laut Selatan
dipercaya orang sebagai
tempat tinggal jin. Sebuah
buku karangan
Muhammad Isa Dawud
yang berjudul "Dialog
dengan Jin Muslim"
mengemukakan bahwa
segitiga bermuda
merupakan kawasan
hunian para jin (halaman
83-96).
Apakah pesawat dan kapal
yang hilang di segitiga
bermuda "ditransfer" ke
dimensi lain? Adakah
hubungan segitiga
bermuda dengan Atlantis?
Adakah hubungan dengan
"chupacabra" yang
dijumpai di Puerto Rico
(dekat Segitiga Bermuda)?
Dan yang unik adalah,
segitiga bermuda cukup
dekat dengan peluncuran
roket NASA (Florida)?
Peristiwa Misterius .
Tak semua pertanyaan
ada jawabannya.
Demikian pula dengan
sejumlah peristiwa dan
fenomena alam di bumi
ini. Tak semua (belum)
bisa dijelaskan. Mulai edisi
ini, Angkasa mencoba
mengangkatnya. Menarik
untuk diikuti.
Bagi Anda yang gemar
kisah misteri, pasti
mengenal Segitiga
Bermuda. Wilayah laut di
selatan Amerika Serikat
dengan titik sudut Miami
(di Florida), Puerto Rico
(Jamaica), dan Bermuda
ini, telah berabad-abad
menyimpan kisah yang
tak terpecahkan. Misteri
demi misteri bahkan telah
dicatat oleh pengelana
samudera macam
Christopher Columbus.
Sekitar 1492, ketika dirinya
akan mengakhiri
perjalanan jauhnya
menuju dunia barunya,
Amerika, Columbus
sempat menyaksikan
fenomena aneh di wilayah
ini. Di tengah suasana laut
yang terasa aneh, jarum
kompas di kapalnya
beberapa kali berubah-
ubah. Padahal cuaca saat
itu begitu baik.
Lebih dari itu, tak jauh dari
kapal, pada suatu malam
tiba-tiba para awaknya
dikejutkan dengan
munculnya bola-bola api
yang terjun begitu saja ke
dalam laut. Mereka juga
menyaksikan lintasan
cahaya dari arah ufuk
yang kemudian
menghilang begitu saja.
Begitulah Segitiga
Bermuda. Di wilayah ini,
indera keenam memang
seperti dihantui 'suasana'
yang tak biasa. Namun
begitu rombongan
Columbus masih terbilang
beruntung, karena hanya
disuguhi 'pertunjukkan'.
Lain dengan pelintas-
pelintas yang lain.
Menurut catatan
kebaharian, peristiwa
terbesar yang pernah
terjadi di wilayah ini
adalah lenyapnya sebuah
kapal berbendera Inggris,
Atalanta, pada 1880.
Tanpa jejak secuilpun,
kapal yang ditumpangi
tiga ratus kadet dan
perwira AL Inggris itu raib
di sana. Selain Atalanta,
Segitiga Bermuda juga
telah menelan ratusan
kapal lainnya.
Di lain kisah, Segitiga
Bermuda juga telah
membungkam puluhan
pesawat yang
melintasinya. Peristiwa
terbesar yang kemudian
terkuak sekitar 1990 lalu
adalah raibnya iring-
iringan lima Grumman
TBF Avenger AL AS yang
tengah berpatroli melintas
wilayah laut ini pada siang
hari 5 Desember 1945.
Setelah sekitar dua jam
penerbangan komandan
penerbangan melapor,
bahwa dirinya dan anak
buahnya seperti
mengalami disorientasi.
Beberapa menit kemudian
kelima TBF Avenger ini
pun raib tanpa sempat
memberi sinyal SOS.
Anehnya, misteri Avenger
tak berujung di situ saja.
Ketika sebuah pesawat
SAR jenis Martin PBM-3
Mariner dikirim
mencarinya, pesawat
amfibi gembrot dengan
tigabelas awak ini pun
ikut-ikutan lenyap. Hilang
bak ditelan udara.
Keesokan harinya ketika
wilayah-wilayah laut yang
diduga menjadi tempat
kecelakaan keenam
pesawat disapu enam
pesawat penyelamat
pantai dengan 27 awak,
tak satu pun serpihan
pesawat ditemukan. Ajaib.
Tahun demi tahun berlalu.
Sekitar 1990, tanpa
dinyana seorang peneliti
berhasil menemukan
onggokan kerangka
pesawat di lepas pantai
Fort Launderdale, Florida.
Betapa terkejutnya orang-
orang yang menyaksikan.
Karena, ketika dicocok
kan, onggokan metal itu
ternyata bagian dari
kelima TBF Avenger.
Hilangnya C-119.
Kisah ajaib lainnya adalah
hilangnya pesawat
transpor C-119 Flying
Boxcar pada 7 Juni 1965.
Pesawat tambun mesin
ganda milik AU AS
bermuatan kargo ini, hari
itu pukul 7.47 lepas landas
dari Lanud Homestead.
Pesawat dengan 10 awak
ini terbang menuju
Lapangan Terbang Grand
Turk, Bahama, dan
diharapkan mendarat
pukul 11.23.
Pesawat ini sebenarnya
hampir menuntaskan
perjalanannya. Hal ini
diketahui dari kontak radio
yang masih terdengar
hingga pukul 11.
Sesungguhnya memang
tak ada yang
mencurigakan. Kerusakan
teknis juga tak pernah
dilaporkan. Tetapi Boxcar
tak pernah sampai tujuan.
"Dalam kontak radio
terakhir tak ada indikasi
apa-apa bahwa pesawat
tengah mengalami
masalah. Namun setelah
itu kami kehilangan
jejaknya," begitu ungkap
juru bicara Penyelamat
Pantai Miami. "Besar
kemungkinan pesawat
mengalami masalah
kendali arah (steering
trouble) hingga nyasar ke
lain arah," tambahnya.
Seketika itu pula tim SAR
terbang menyapu wilayah
seluas 100.000 mil persegi
yang diduga menjadi
tempat kandasnya C-119.
Namun hasilnya benar-
benar nihil. Sama seperti
hilangnya pesawat-
pesawat lainnya di
wilayah ini, tak satu pun
serpihan pesawat atau
tubuh manusia
ditemukan.
"Benar-benar aneh.
Sebuah pesawat terbang
ke arah selatan Bahama
dan hilang begitu saja
tanpa jejak," demikian
komentar seorang veteran
penerbang Perang Dunia
II.
Seseorang dari Tim SAR
mengatakan,
kemungkinan pesawat
jatuh di antara Pulau
Crooked dan Grand Turk.
Bisa karena masalah
struktur, ledakan, atau
kerusakan mesin. Kalau
memang pesawat
meledak, kontak radio
memang pasti tak akan
pernah terjadi, tetapi
seharusnya kami bisa
menemukan serpihan
pecahannya. Begitu pula
jika pesawat mengalami
kerusakan, mestinya sang
pilot bisa melakukan
ditching (pendaratan
darurat di atas air).
Pasalnya, cuaca saat itu
dalam keadaan baik.
Dalam arti langit cerah,
ombak hanya sekitar satu
meter, dan angin hanya
15 knot.
Analisis selanjutnya
memang mengembang
kemana-mana. Namun
tetap tidak menghasilkan
apa-apa. Kasus C-119
Flying Boxcar pun
terpendam begitu saja,
sampai akhirnya pada
tahun 1973 terbit artikel
dari International UFO
Bureau yang
mengingatkan kembali
sejumlah orang pada
kasus ajaib tersebut.
Dalam artikel ini dimuat
kesaksian astronot Gemini
IV, James McDivitt dan
Edward H. White II, yang
justru membuat runyam
masalah. Rupanya pada
saat-saat di sekitar raibnya
C-119, dia kebetulan
tengah mengamati
wilayah di sekitar Karibia.
Gemini kebetulan
memang sedang
mengawang-awang di
sana. Menurut catatan
NASA, pada 3 sampai 7
Juni 1965 keduanya
tengah melakukan
eksperimen jalan-jalan ke
luar kapsul Gemini dengan
perlengkapan yang
dirahasiakan.
Menurut Divitt, dia melihat
sebuah pesawat tak
dikenal (UFO) dengan
semacam lengan mekanik
kedapatan sedang
meluncur di atas Karibia.
Beberapa menit kemudian
Ed White pun
menyaksikan obyek
lainnya yang serupa.
Sejak itulah lalu merebak
isu, C-119 diculik UFO.
Para ilmuwan pun segera
tertarik menguji kesaksian
ini. Tak mau percaya
begitu saja, mereka
mengkonfirmasi obyek
yang dilihat kedua
astronot dengan satelit-
satelit yang ada disekitar
Gemini IV. Boleh jadi 'kan
yang mereka salah lihat ?
Maklum saat itu (hingga
kini pun), banyak pihak
masih menilai sektis
terhadap kehadiran UFO.
Ketika itu kepada kedua
astronot disodori gambar
Pegasus 2, satelit raksasa
yang memang memiliki
antene mirip lengan
sepanjang 32 meter dan
sejumlah sampah satelit
yang ada di sekitar itu.
Namun baik dari bentuk
dan jarak, mereka
menyanggah jika telah
salah lihat.
"Sekali lagi saya tegaskan,
dengan menyebut UFO
'kan tak berarti saya
menunjuk pesawat ruang
angkasa dari planet lain.
Pengertian UFO sangat
universal. Bahwa jika saya
melihat pesawat yang
menurut penilaian saya
tak saya kenal, tidakkah
layak jika saya
menyebutnya sebagai
UFO?" sergah Divitt.
Begitulah kasus C-119
Flying Boxcar yang tak
pernah terpecahkan
hingga kini. Diantara kapal
atau pesawat yang raib di
wilayah Segitiga Bermuda
kisahnya memang
senantiasa sama. Terjadi
ketika cuaca sedang baik,
tak ada masalah teknis,
kontak radio berjalan
biasa, tetapi si pelintas
tiba-tiba menghilang
begitu saja. Tanpa
meninggalkan jejak sama
sekali.
Banyak teori kemudian
dihubung-hubungkan
dengan segala kejadian di
sana. Ada yang menyebut
teori pelengkungan waktu,
medan gravitasi terbalik,
abrasi atmosfer, dan ada
juga teori anomali
magnetik-gravitasi. Selain
itu ada juga yang
mengaitkannya dengan
fenomena gampa laut,
serangan gelombang tidal,
hingga lubang hitam
(black-hole) yang hanya
terjadi di angkasa luar
sana. Aneh-aneh
memang analisanya,
namun tetap saja tak ada
satu pun yang bisa
menjelaskannya. (adr).
Teka - Teki Segitiga
Bermuda .
Dikatakan apabila anda
berada di sana, kompas
tidak lagi menujukkan
arah ke utara. Anda dikira
'hilang' . Satu lagi tempat
dikenali
sebagai "Devil's Sea" oleh
ahli pelayaran Jepun dan
Filipina terletak
di luar dari kawasan pantai
laut Jepun, juga dikatakan
memiliki
keanehan serupa.
Pada ketinggian 25,300
kaki dan masih mendaki
untuk mencapai 29,000
kaki, sebuah jet turbo
yang dikendalikan oleh
Verdi dan Lukaris
kelihatan okey. Radar di
menara kawalan masih
menujukkan di mana
mereka
berada. Semuanya
kelihatan normal. Tiba-tiba
ia ghaib begitu sahaja,
seolah-olah tidak pernah
wujud sebelum itu. Tidak
ada tanda-tanda
menunjukkan ia jatuh ke
laut atau menghadapi apa-
apa kesukaran. Ia
tiba-
tiba ghaib!
Apa yang sebenarnya
telah berlaku?
Teringat saya pada satu
hadis yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah
bahawa Rasulullah s.a.w.
telah bersabda,
maksudnya, "Apabila
salah
seorang berada di tempat
yang terbuka atau di
tengah matahari sedang
bersinar, lalu bayangan
yang meneduhinya
bergerak sehingga
sebahagian
dari dirinya terletak di
tempat panas dan
sebahagian lagi di tempat
sejuk, maka hendaklah dia
berdiri (meninggalkan
tempat itu)."
Dikatakan, larangan ini
kerana tempat seperti itu
adalah tempat yang
paling digemari oleh
syaitan. Jadi apa kaitannya
dengan Bermuda
Triangle? Kawasan ini
terletak di perairan Atlantik
di pertengahan
antara benua Amerika
Utara dengan Afrika.
Secara mudah, lokasi ini
adalah kawasan
pertembungan dua arus -
panas dari Afrika dan
sejuk dari
Amerika Utara.
Dengan hadis ini maka
terjawablah misteri
Bermuda Triangle.
Perkara-
perkara aneh yang berlaku
itu tentu antara lain
disebabkan
pertembungan
antara panas dan sejuk
dan 'istana' syaitan yang
mungkin tersembunyi di
situ.
Malah saya pernah
membaca sebuah buku
bertajuk "Dajjal akan
Muncul dari
Kerajaan Jin di Segi tiga
Bermuda" oleh Sheikh
Muhammad Isa Dawuud
dari
Mesir yang mendedahkan
bahawa kawasan
Bermuda Triangle adalah
kawasan
jin di mana dari situlah
akan muncul dajjal. Jika
benar dakwaan buku
ini, tidak syak lagi apa
yang disabdakan oleh
Nabi s.a.w. itu nyata
mendahului zaman. Sekali
gus ia membuktikan Islam
memiliki semua
jawapan untuk semua
persoalan.
Pandangan Supranatural .
Ada teori yang
menjelaskan dan
menafsirkan apa yang
terjadi di Segitiga
Bermuda. Teori itu
menyatakan bahwa sebab
semua itu adalah karena
adanya roh-roh yang
disiksa di alam sana,
khususnya arwah orang-
orang negro yang
teraniaya. Lalu dijelaskan
bahwa terdapat jutaan roh
bergentayangan di daerah
itu, yaitu pada permulaan
masa perbudakan di
Amerika ketika mereka
diangkut dengan kapal
dari Afrika menuju
Amerika.
Pencetus teori ini adalah
seorang psikolog Inggris
Kennets Machol. Ia yakin
arwah-arwah tidak suka
menyakiti atau menakut-
nakuti manusia, tetapi
mereka berusaha
menampakkan dirinya
untuk memberi tahu
manusia bahwa mereka
adalah arwah yang belum
mati secara wajar. Machol
juga yakin dengan
memberikan doa khusus
yang dapat menenangkan
arwah penasaran
tersebut.
Sama seperti teori Machol,
seorang pendeta yang
telah pensiun bernama
Oumand berpendapat
bahwa fenomena segitiga
bermuda adalah
fenomena gaib yang
disebabkan banyaknya
roh-roh penasaran yang
dulunya mati secara tidak
wajar.
Terlepas dari itu semua,
kita yakin bahwa
fenomena misterius yang
terjadi di dunia ini
tentunya tidak luput dari
bagaimana kita
menyikapinya dan dari
sudut mana kita
memandangnya. Tetapi
kita juga harus ingat
bahwa seluruh kehidupan
ini adalah milik Sang
Pencipta. Hal-hal gaib
memang sulit untuk
dimengerti, tetapi bagi
Tuhan, hal itu merupakan
bagian dari skenario
penciptaan-Nya.
Pendapat Para Ahli
Spiritual .
Menurut sebagian para
ahli spiritual, segitiga
Bermuda adalah tempat
tinggalnya para raja-raja
Iblis. Ada juga yang
berpendapat bahwa Dajjal
akan keluar dari tempat
segitiga Bermuda.
Sedangkan menurut
pangdangan Syaikh Imam
M. Ma'rifatullah al-'Arsy,
segitiga Bermuda
merupakan tempat titik
terujung dari dunia ini.
Ditengah-tengah kawasan
tersebut terdapat sebuah
telaga yang airnya dapat
membuat seseorang
menjadi panjang umur.
Ditempat itu pula
Nabiyullah Khidzir a.s
bertahta sebagai penjaga
sumber air kehidupan
tersebut. Menutur Syaikh
Imam M. M. kelak,
penyelamat akhir jaman
Imam Mahdi akan keluar
dari ghaibnya melalui
tempat tersebut dengan
mengenakan judah suci
berwarna kebiruan.
Lalu apakah penyebab
hilangnya berbagai
macam kapal terbang
ditempat segitiga
bermuda tersebut ?
Menurut Syaikh Imam M.
lagi, memang benar
adanya para Iblis dan
Syaitan yang berkeliaran
ditempat segitiga
Bermuda tersebut. Tetapi
para Iblis dan Syaitan
tersebut tak bisa
mendekati pusat kawasan
agung tersebut. Karena
tak dapat mendekati
kawasan tersebutlah,
maka mereka para Iblis
dan Syaitan pun berjaga
disekeliling kawasan
segitiga Bermuda dengan
tujuan untuk menghalangi
setiap manusia yang
mencoba untuk
memasuki kawasan
agung tesebut. Mereka
bahkan tak segan-segan
untuk membunuh semua
manusia yang mencoba
memasuki kawasan
agung tersebut.
Karena perlu anda ketahui,
sesungguhnya barang
siapa yang bisa sampai
ketempat titik tengah
kawasan segitiga
Bermuda, maka dia akan
mengetahui kebenaran
alam yang sebenarnya.
Telah banyak sekali orang-
orang terdahulu yang
mencoba memasuki
tempat tersebut,
kebanyakan dari mereka
yang berhasil sampai
ketitik tengah lebih
memilih untuk tinggal
ditepat itu selamanya dan
enggan untuk kembali
pulang kedunianya.
Menurut sebuah artikel
kuno mengatakan bahwa
raja Iskandar Agung
pernah mencoba
memasuki kawasan
agung tersebut.
Sekembalinya mereka
mengatakan bahwa
tempat tersebut
berpasirkan permata dan
berbatukan berlian.
Tempat yang dipenuhi
dengan kabut putih tebal
itu sangat indah untuk
dipandang tapi sangat
berbahaya untuk
didatangi.
Demikianlah misteri
segitiga Bermuda.
Semoga anda semua
dapat mengambil hikmah
dari semua kejadian ini.